PENYAKIT AKIBAT KERJA (BAGIAN 1)

PENYAKIT AKIBAT KERJA (Bagian 1)

  1. PENGERTIAN/DEFINISI

Kondisi di lingkungan kerja, pemakaian mesin-mesin dan bahan-bahan berbahaya, zat kimia beracun, tuntutan pekerjaan yang menimbulkan tekananan fisik dan psikis, telah menjadikan seseorang yang bekerja berhadapan dengan kemungkinanan yang makin besar terkena risiko penyakit yang disebabkan pekerjaan dan jabatannya. Faktor bahaya di tempat kerja dapat menyebabkan penyakit pada tenaga kerja secara langsung maupun secara tidak langsung. Selain itu sebagai masyarakat, tenaga kerja juga dapat menderita penyakit yang didapat di luar tempat kerja.

  Terdapat 2 (dua) istilah terkait dengan penyakit yang berhubungan dengan hubungan kerja yaitu: Penyakit Akibat Kerja (PAK) atau occupational diseases dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) atau Work Related Diseases.

  1. Penyakit Akibat Kerja (Occupational diseases)

Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebutkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerjan. Definisi PAK menurut ILO tahun 1996 : “Penyakit akibat kerja (occupational disease) yaitu penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanan terhadap faktor-faktor resiko yang timbul dari kegiatan bekerja.

Dalam peraturan perundangan di Indonesia, terdapat 2 (dua) istilah dari penyakit akibat kerja, yaitu :

1) Permennaker No. 01/Men/1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja : “Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja”.

2) Penyakit yang timbul karena hubungan kerja (Undang-undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Kerja dan Keppres R.I No. 22 tahun 1993) : “Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja”.

  1. Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) atau work related diseases

Penyebab akibat hubungan kerja (Work related diseases) atau penyakit terkait kerja, yaitu penyakit yang dicetuskan, dipermudah atau diperberat oleh pekejaan. Dalam hal ini faktor pekerjaan bukan menjadi penyebab dasar, penyebab dasarnya diperoleh di luar tempat kerja sedangkan faktor di tempat kerja hanya memperberat, atau memicu timbul/kekambuhannya, sehingga penyebabnya sering terdiri dari beberapa faktor  (multi faktor).

Contoh:

  • Seorang tenaga kerja yang memiliki faktor keturunan penyakit asma, setelah bekerja di tempat kerja yang berdebu mengalami penyakit asma atau mengalami kekambuhan penyakit asma yang pernah di alami sebelumnya.
  • Seorang tenaga kerja di tempat kerja yang kebisingannya tinggi menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah penyakit terkait kerja, bukan PAK, karena faktor penyebab hipertensi bersifat multi faktor, sedangkan kebisingan yang tinggi hanya salah satu faktor yang memperberat.

Dengan demikian terdapat 2 (dua) kelompok penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang harus dibedakan, yaitu penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit terkait kerja. PAK adalah penyakit yang secara jelas semata-mata disebabkan oleh penyebab dari pekerjaan atau lingkungan kerja. Sedangkan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan adalah penyakit yang penyebab utama atau penyebab dasarnya bukan faktor pekerjaan atau lingkungan kerja, tetapi dapat diperberat olehnya.

 

  1. FAKTOR PENYEBAB PAK
  2. Faktor fisik

Faktor fisik misalnya karena suara yang tingi/bising bisa menyebabkan ketulian, temperature/suhu yang tinggi dapat menyebabkan berbagai keluhan dan penyakit mulai dari yang ringan sampai berat misalnya; hyperpireksi, heat cramp, heat exhaustion, heat stroke, yang hal ini diakibatkan oleh keluarnya cairan tubuh dan elektrolit yang berlebihan dari tubuh tenaga kerja. Faktor fisik lain adalah radiasi sinar elektromagnetik misalnya; sinar infra merah menyebabkan katarak, ultra violet menyebabkan conjungtivitis. Tekanan udara yang tinggi menyebabkan Caisson’s Disease, penerangan mempengaruhi daya pengelihatan dan getaran menyebabkan Reynaud’s disease(penyempitan pembulu darah).

  1. Faktor Kimia

Di dalam berbagai jenis industri misalnya industri pupuk, pestisida, kertas, pengolahan minyak, gas bumi, obat-obatan dan lain sebagainya, banyak mempergunakan bahan kimia sebagai bahan baku maupun bahan pembantu dan atau memproduksi bahan kimia yang langsung dipakai oleh masyarakat. Pengguna bahan kimia tersebut berpotensi menimbulkan bahaya misalnya kebakaran, peledakan, iritasi, dan keracunan. Dilaporkan terdapat 70% penyakit akibat kerja disebabkan oleh bahan kimia yang masuk melalui pernafasan, kulit maupun termakan. Bahan kimia tersebut dapat berupa zat padat, cair, gas, uap maupun partikel. Masuknya bahan kimia ke dalam tubuh dapat secara akut maupun kronis. Keracunan akut sebagai akibat absorbs bahan kimia yang dalam jumlah besar dan waktu yang pendek dapat berupa keracunan gas, karbon monoksida (CO), asam cianida (HCN), keracunan kronis adalah absorbsi zat kimia dalam jumlah sedikit tetapi dalam waktu yang lama, dapat berupa keracunan benzene, uap Pb yang dapat berakibat leukemia, keracunan zat karsinogenik dapat menyebabkan kanker.

  1. Faktor Biologi

Berbagai Faktor biologi misalnya virus, bakteri, parasite, cacing, jamur danlain-lain, dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Dilaporkan adanya pekerja yang menderita penyakit malaria, filariasis pada pekerja di lapangan, penyakit hepatitis, tbc pada petugas kesehatan dan lain-lain.

  1. Faktor fisiologi (ergonomi).

Akibat posisi kerja/cara kerja yang salah seperti bekerja dengan membungkuk akan menyebabkan sakit otot, sakit pinggang dan cedera punggung,juga dapat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh. Pada konstruksimesin yang kurang baik juga akan menyebabkan berbagai penyakit akibat kerja.

  1. Faktor Psikososial.

Berbagai keadaan misalnya suasana kerja yang monoton, berhubungan kerja yang kurang baik, upah yang kurang, tempat kerja yang terpencil dapat berpengaruh terhadap pekerja yaitu menimbulkan rasa stress yang manifestasinya antara lain berupa perubahan tingkat laku, tidak bisa membuat keputusan, tekanan darah meningkat, yang selanjutnya dapat mengakibatkan timbulnya penyakit lain atau terjadinya kecelakaan kerja.

Selain faktor penyebab sebagaimana tersebut di atas, terdapat faktor lain yang mempengaruhi terjadinya PAK, yaitu :

1) Kerentanan Individu

2) Adanya kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition)

3) Adanya tindakan tidak aman (unsafe action)

4) Manajemen K3 yang kurang baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *